Rabu, 18 Juli 2012


Ketika Fajar Meraih Mimpi

            Keelokan fajar di waktu subuh, seolah-olah memamerkan langit yang perlahan menyingkapkan selembar jubah hitam. Nampak keindahan alam yang rupawan di sertai daun-daun yang lincah bergoyang di mainkan seikat angin. Barisan orang-orang pun bermunculan dari balik masjid yang terang. Bahkan orang-orang yang lari pagi pun sudah mulai tampak di jalanan. Akan tetapi tidak dengan Fajar yang sudah siap-siap pergi dengan tas ranselnya. Dengan serangkaian doa dari orang tua, Fajar berangkat ke Bandung dengan harapan semoga apa yang dia inginkan bisa menjadi kenyataan.

            Fajar adalah seorang santri dari sebuah pesantren di daerah Tasikmalaya. Setelah lulus SMA dia memutuskan untuk masuk pesantren meskipun dia mempunyai impian untuk bisa kuliah. Akan tetapi, selama di pesantren dia tak pernah berhenti untuk belajar dengan harapan tahun depan dia bisa mengikuti tes Perguruan tinggi dan diterima di Universitas Negeri yang dia inginkan.
Semangat belajarnya begitu tinggi dan dia tidak pernah mengeluh meski terkadang kesulitan hidup terasa mencekik bhatinnya. Ayahnya seorang tukang cukur keliling. Semua kakak kandungnya lulusan SD dan hanya Fajar yang bisa sekolah sampai lulus SMA.

            Satu tahun sudah berlalu. Dengan tekad dan keyakinannya, Fajar mengikuti tes SNMPTN di Unpad. Selama tes dia tinggal di kost-an temannya yang secara tidak sengaja bertemu dengannya ketika dia hendak melihat jadwal tes. Senadainya saja dia tidak bertemu dengan temannya, mungkin dia akan tidur di jalanan dengan uang 50rbu di tangannya.

            Sekarang dia berangkat ke Bandung untuk menemui Rektor Unpad. Setibanya di Unpad, Fajar langsung saja memasuki ruang rektor. Setelah berhadapan dengan Rektor, Fajar langsung mengeluarkan uang dari sakunya.
            " Saya hanya mendapatkan uang sebesar Rp. 400.000,-" Ucap Fajar sembari menyodorkan uang di atas meja.

            Sejenak suasana menjadi hening. Fajar memang sudah lulus SNMPTN dan di terima kuliah di Unpad. Hanya saja dia tidak mempunyai banyak uang untuk melakukan registrasi biaya kuliah. Fajar harus membayar registrasi sebesar Rp. 900.000,-. Sedangkan uang yang dia miliki hanya 50rbu dan itu pun sisa dari biaya pendaftaran dan ongkos pulang pergi Tasik-Bandung. Ketika Fajar mengetahui bahwa dia di terima di Unpad, dia langsung menemui rektor Unpad dan meminta toleransi untuknya. Tapi Rektor hanya memberi surat untuk mengajukan beasiswa ke Walikota tasikmalaya. Dengan susah payah Fajar mengajukan beasiswa kepada walikota. 3 hari menunggu, beasiswa itu tidak turun juga. Padahal dari awal dia sudah di persulit oleh pihak yang mengurusi masalah beasiswanya. Hingga akhirnya, tepat di hari terakhir penutupan registrasi, Fajar menemui walikota sebelum berangkat ke Bandung menemui Rektor Unpad. Ketika menerima beasiswa, Fajar merasa kecewa karena uang yang dia dapatkan tidak seperti yang diharapkan.

            "Jadi kamu hanya mendapatkan uang Rp. 400.000,- saja?" Tanya Rektor memecah keheningan setelah terdiam sejenak dengan kerutan di keningnya.
"Iya, ini juga sudah saya dapatkan dengan susah payah karena awalnya pihak yang memberi beasiswa itu kurang peduli dengan kesulitan yang saya hadapi." Tungkas Fajar.

            Melihat kesungguhan Fajar, rektor pun tidak tega jika harus membuat Fajar kecewa setelah dia bersusah payah memperjuangkan uang untuk biaya kuliahnya.
            " Sekarang kamu ikut dengan saya." Ujar Rektor sembari beranjak dari tempat duduknya. Fajar pun mengikutinya dari belakang. Kemudian rektor membawa Fajar untuk memasuki ruang Dosen.           
" Minta perhatiannya sebentar. Perkenalkan ini Fajar. Dia di terima di Universitas kita dengan nilai yang baik. Akan tetapi dia belum bisa membayar registrasi biaya perkuliahan. Saya sudah memberikan surat ajuan beasiswa, tapi uang yang dia peroleh hanya Rp.400.000,-. Sedangkan uang yang harus di bayar sebesar Rp.900.000,-. Sekarang adalah batas akhir pembayaran registrasi. Jika anda smua berkenan, anda bisa menyisihkan uang anda untuk membantu Fajar."

            Setelah mendengar penuturan dari Rektor, para Dosen pun mengeluarkan uang mereka untuk memberi sumbangan pada Fajar. Bahkan ketika itu, orang tua yang sedang membayar registrasi untuk anaknya ikut menyumbangkan uangnya juga untuk Fajar. Sehingga Fajar pun bisa mengumpulkan uang sebesar Rp.1400.000,-. Kemudian uangnya di pakai untuk membayar registrasi dan sisanya di pakai untuk biaya hidup dia selama di Bandung.

            Fajar pun akhirnya bisa meraih impian untuk bisa kuliah di Universitas Negeri hingga lulus S2. Kemudian Fajar di angkat menjadi Dosen di Perguruan Tinggi ITB. Kesuksesan telah dia raih lewat doa orang tuanya dan kesungguhannya dalam meraih impian.

Tasikmalaya, 1999
 Karya : Zahratushita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar