Ketika
Fajar Meraih Mimpi
Keelokan fajar di waktu subuh, seolah-olah memamerkan langit
yang perlahan menyingkapkan selembar jubah hitam. Nampak keindahan alam yang
rupawan di sertai daun-daun yang lincah bergoyang di mainkan seikat angin. Barisan
orang-orang pun bermunculan dari balik masjid yang terang. Bahkan orang-orang
yang lari pagi pun sudah mulai tampak di jalanan. Akan tetapi tidak dengan
Fajar yang sudah siap-siap pergi dengan tas ranselnya. Dengan serangkaian doa
dari orang tua, Fajar berangkat ke Bandung
dengan harapan semoga apa yang dia inginkan bisa menjadi kenyataan.
Fajar adalah seorang santri dari sebuah pesantren di daerah
Tasikmalaya. Setelah lulus SMA dia memutuskan untuk masuk pesantren meskipun
dia mempunyai impian untuk bisa kuliah. Akan tetapi, selama di pesantren dia
tak pernah berhenti untuk belajar dengan harapan tahun depan dia bisa mengikuti
tes Perguruan tinggi dan diterima di Universitas Negeri yang dia inginkan.
Semangat belajarnya begitu tinggi dan dia tidak pernah
mengeluh meski terkadang kesulitan hidup terasa
mencekik bhatinnya. Ayahnya seorang tukang cukur
keliling. Semua kakak kandungnya lulusan SD dan hanya Fajar yang bisa sekolah
sampai lulus SMA.
Satu tahun sudah berlalu. Dengan tekad dan keyakinannya,
Fajar mengikuti tes SNMPTN di Unpad. Selama tes dia tinggal di kost-an temannya
yang secara tidak sengaja bertemu dengannya ketika dia hendak melihat jadwal
tes. Senadainya saja dia tidak bertemu dengan temannya, mungkin dia akan tidur
di jalanan dengan uang 50rbu di tangannya.
Sekarang dia berangkat ke Bandung untuk menemui Rektor Unpad. Setibanya
di Unpad, Fajar langsung saja memasuki ruang rektor. Setelah berhadapan dengan
Rektor, Fajar langsung mengeluarkan uang dari sakunya.
"
Saya hanya mendapatkan uang sebesar Rp. 400.000,-" Ucap Fajar sembari
menyodorkan uang di atas meja.
Sejenak suasana menjadi hening. Fajar memang sudah lulus
SNMPTN dan di terima kuliah di Unpad. Hanya saja dia tidak mempunyai banyak
uang untuk melakukan registrasi biaya kuliah. Fajar
harus membayar registrasi sebesar Rp. 900.000,-. Sedangkan uang yang dia miliki
hanya 50rbu dan itu pun sisa dari biaya pendaftaran dan ongkos pulang pergi
Tasik-Bandung. Ketika Fajar mengetahui bahwa dia di terima di Unpad, dia
langsung menemui rektor Unpad dan meminta toleransi untuknya. Tapi Rektor hanya
memberi surat
untuk mengajukan beasiswa ke Walikota tasikmalaya. Dengan susah payah Fajar
mengajukan beasiswa kepada walikota. 3 hari menunggu, beasiswa itu tidak turun
juga. Padahal dari awal dia sudah di persulit oleh pihak yang mengurusi masalah
beasiswanya. Hingga akhirnya, tepat di hari terakhir penutupan registrasi,
Fajar menemui walikota sebelum berangkat ke Bandung menemui Rektor Unpad. Ketika menerima
beasiswa, Fajar merasa kecewa karena uang yang dia dapatkan tidak seperti yang
diharapkan.
"Jadi kamu hanya mendapatkan uang Rp. 400.000,-
saja?" Tanya Rektor memecah keheningan setelah terdiam sejenak dengan
kerutan di keningnya.
"Iya, ini juga sudah saya dapatkan dengan susah payah
karena awalnya pihak yang memberi beasiswa itu
kurang peduli dengan kesulitan yang saya hadapi." Tungkas Fajar.
Melihat kesungguhan Fajar, rektor pun tidak tega jika harus
membuat Fajar kecewa setelah dia bersusah payah memperjuangkan uang untuk biaya
kuliahnya.
"
Sekarang kamu ikut dengan saya." Ujar Rektor sembari beranjak dari tempat
duduknya. Fajar pun mengikutinya dari belakang. Kemudian rektor membawa Fajar
untuk memasuki ruang Dosen.
" Minta perhatiannya
sebentar. Perkenalkan ini Fajar. Dia di terima di Universitas kita dengan nilai
yang baik. Akan tetapi dia belum bisa membayar registrasi biaya perkuliahan.
Saya sudah memberikan surat
ajuan beasiswa, tapi uang yang dia peroleh hanya Rp.400.000,-. Sedangkan uang
yang harus di bayar sebesar Rp.900.000,-. Sekarang adalah batas akhir
pembayaran registrasi. Jika anda smua berkenan, anda bisa menyisihkan uang anda
untuk membantu Fajar."
Setelah mendengar penuturan dari Rektor, para Dosen pun
mengeluarkan uang mereka untuk memberi sumbangan pada Fajar. Bahkan ketika itu,
orang tua yang sedang membayar registrasi untuk anaknya
ikut menyumbangkan uangnya juga untuk Fajar. Sehingga Fajar pun bisa
mengumpulkan uang sebesar Rp.1400.000,-. Kemudian uangnya di pakai untuk
membayar registrasi dan sisanya di pakai untuk biaya hidup dia selama di Bandung.
Fajar pun akhirnya bisa meraih impian untuk bisa kuliah di
Universitas Negeri hingga lulus S2. Kemudian Fajar di angkat menjadi Dosen di
Perguruan Tinggi ITB. Kesuksesan telah dia raih lewat doa orang tuanya dan
kesungguhannya dalam meraih impian.
Tasikmalaya, 1999
Karya : Zahratushita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar